DALIL HADITS TENTANG HAJI
No. Hadist: 1417
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ
شِهَابٍ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ الْفَضْلُ رَدِيفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَتْ امْرَأَةٌ مِنْ خَشْعَمَ فَجَعَلَ الْفَضْلُ
يَنْظُرُ إِلَيْهَا وَتَنْظُرُ إِلَيْهِ وَجَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْرِفُ وَجْهَ الْفَضْلِ إِلَى الشِّقِّ الْآخَرِ فَقَالَتْ
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ فَرِيضَةَ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ فِي الْحَجِّ
أَدْرَكَتْ أَبِي شَيْخًا كَبِيرًا لَا يَثْبُتُ عَلَى الرَّاحِلَةِ أَفَأَحُجُّ
عَنْهُ قَالَ نَعَمْ وَذَلِكَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ
“Telah
menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami
Malik dari Ibnu Syihab dari Sulaiman bin Yasar dari 'Abdullah bin 'Abbas
radliallahu 'anhu berkata: "Suatu
saat Al Fadhal membonceng di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
lalu datang seorang wanita dari suku Khasy'am yang membuat Al Fadhal memandang
kepada wanita tersebut. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memalingkan
wajah Al Fadhal ke arah yang lain. Wanita itu berkata: "Wahai Rasulullah,
sesungguhnya kewajiban dari Allah untuk berhajji bagi hamba-hambaNya datang saat
bapakku sudah tua renta dan dia tidak akan kuat menempuh perjalanannya. Apakah
aku boleh menghajjikan atas namanya?". Beliau menjawab: "Boleh".
Peristiwa ini terjadi ketika hajji wada' (perpisahan).
No. Hadist: 1420
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ
حَدَّثَنَا عَزْرَةُ بْنُ ثَابِتٍ عَنْ ثُمَامَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَنَسٍ
قَالَ حَجَّ أَنَسٌ عَلَى رَحْلٍ وَلَمْ يَكُنْ شَحِيحًا وَحَدَّثَ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَجَّ عَلَى رَحْلٍ وَكَانَتْ
زَامِلَتَهُ
“Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Bakar telah menceritakan kepada kami
Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada kami 'Azrah bin Tsabit dari Tsumamah
bin 'Abdullah bin Anas berkata: " Anas
berhajji dengan menunggang kendaraannya dan ketika itu ia bukanlah seorang yang
kikir. Ia juga menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
berhaji mengendarai tunggangannya yang membawa perbekalannya.
No. Hadist: 1422
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ
بْنُ سَعْدٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ إِيمَانٌ بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ جِهَادٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قِيلَ ثُمَّ
مَاذَا قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌ
“Telah
menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah telah menceritakan kepada
kami Ibrahim bin Sa'ad dari Az Zuhriy dari Sa'id bin Al Musayab dari Abu
Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Ditanyakan
kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam: "'Amal apakah yang paling
utama?". Beliau menjawab: "Iman kepada Allah dan rasulNya".
Kemudian ditanya lagi: "Kemudian apa?" Beliau menjawab: "Al
Jihad fii sabiilillah". Kemudian ditanya lagi: "Kemudian apa
lagi?" Beliau menjawab: "Hajji mabrur".
0 komentar:
Post a Comment