MAKALAH TENTANG SEORANG ISTRI BERKARIR

MAKALAH TENTANG SEORANG ISTRI BERKARIR

A.           Factor seorang istri bekerja di luar rumah
Berikut ini adalah alasan bagi seorang istri yang memutuskan untuk bekerja di luar rumah:
1.             Membantu kebutuhan rumah tangga
Sebagian istri memilih bekerja di luar rumah untuk membantu biaya kehidupapan rumah tangga
2.             Mengembangkan kreatifitas
Bagi seorang wanita yang berkarir menjadi seorang istri mengurus pekerjaan rumah dirasa kurang menantang,hingga pada akhirnya ia akan cenderung memilih pekerjaan di luar rumah untuk mengembangkan kreatifitasnya.
Berikut ini adalah beberapa alasan yang tidak benar bagi seorang istri yang memutuskan untuk bekerja di luar rumah:
1.             Tidak mau berada di rumah seharian penuh.
Seperti pernyataan seorang ibu yang masih muda: "Aku tidak tahan di rumah terus sehari-harian, pekerjaan rumah tangga begitu membosankan, dan kenakalan anak-anak membuat aku sakit kepala. Aku bekerja di kantor supaya dapat keluar dari rumah!"
2.             Ingin mendapatkan lebih banyak uang untuk membeli barang-barang mewah.
Seperti kata seorang ibu sebagai berikut: "Suami saya sudah mencapai tingkat maksimal yang dapat dicapainya di perusahaan tempat ia bekerja, dan ia sudah terlalu tua untuk pindah kerja yang memberikan pendapatan yang lebih besar. Karena itu, aku bekerja untuk dapat membeli barang-barang yang tidak terbeli dengan penghasilan suami saya."
3.             Untuk mendapatkan status.
Dalam pandangan banyak wanita, status atau kedudukan dalam masyarakat erat sekali dengan rumah yang mewah dan barang yang mewah.
B.            Pendapat islam terhadap istri-istri yang bekerja di luar rumah
     Apakah seorang istri boleh bekerja di luar rumah atau tidak? Orang-orang mungkin akan berbeda pendapat dalam menjawab pertanyaan ini.dalam hal ini tiga jawaban yang berbeda.orang-orang berkata: iya,seorang wanita harus bekerja di luar rumah layaknya seorang laki-laki,pendapat yang lain mengakatan:tidak boleh bekerja di luar rumah, dan pendapat ke tiga mengatakan : seorang istri beleh bekerja di luar rumah tapi dengan syarat-syarat tertentu.
 Pertama:
Bahwa sesungguhnya seorang perempuan adalah sebagian dari masyarakat,dan tidak diperbolehkan hanya duduk di rumah, mencuci pakaian, menyiapkan makanan, membersihkan rumah,dan mengurus anak. Mereka harusnya berkarya di luar rumah untuk bekerja atau sekedar berkumpul dengan kumpulan masyarakat.
Ke dua:
Bahwa sesungguhnya kewajiban seorang istri yang paling utama adalah tinggal di rumah, baik mengatur rumah maupun membimbing anak ditambah sudah menjadi naluri dimana seorang wanita memiliki sifat lembut dan tekun dalam setiap urusan disbanding seorang leleki dan pada kenyataan sering kali apabila seorang isrti bekerja di luar rumah ia akan cenderung memilih seorang pekerja rumah tangga untuk menggantikan tugasnya dalam urusan rumah. Maka dari itu seorang istri lebih baik tinggal di rumah dan mengurus segala urusan rumah tangga.
Ke tiga:
Bahwa keputasan tentang pekerjaan adalah hak dari istri dan menjadi kesepakatan keluarga itu sendiri.seorang istri boleh bekerja di luar rumah asalkan ia mempunya tanggung jawab penuh atas urusan-urusannya di rumah sekaligus urusan-urusannya di luar rumah.namun seorang perempuan boleh bekerja di luar rumahdengan tidak mengurangi kehormatannya sebagai seorang istri dalam arti seorang istri tidak dianjurkan bekerja di bidang-bidang tertentu seperti majalah-majalah non muslim,pekerjan yang banyak bercampur dengan laki-laki,dan pekerjaan yang tidak menjaga ahlaknya.jadi sebaiknya seorang istri bekerja dalam bidang-bidang kewanitaan seperti dokter,dosen,guru atau abdi masyarakat.
C.           Keuntungan istri bekerja di luar rumah
Berikut ini adalah beberapa keuntungan atau manfaat apabila istri bekerja di luar rumah:
1.             Keuntungan finansial.
Memang tidak dapat disangkal bahwa penambahan penghasilan karena istri bekerja di luar rumah banyak membantu meringankan ongkos kehidupan keluarga, terlebih-lebih dalam waktu-waktu ketika ada kebutuhan yang mendesak. Penghasilan yang membantu terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang mutlak adalah sangat baik, namun yang harus selalu diingat bahwa uang sebagai tujuan atau sebagai cara untuk memperoleh lebih banyak harta benda adalah motivasi yang tidak benar. Keadaan Ny. S merupakan contoh bagaimana perlunya seorang istri terpaksa bekerja di luar, untuk keperluan keluarganya. Ny. S berumur sekitar 40 tahun, dengan dua anak yang masih duduk di SD dan SMP. Sekitar 3 tahun lalu suaminya mengalami cedera dalam suatu kecelakaan industri tempat ia bekerja. Walaupun suaminya menerima sejumlah uang kompensasi, istrinya terpaksa harus bekerja agar sekolah anak-anak tidak terputus. Oleh musibah ini, keluarga tersebut benar-benar bersatu-padu, berunding bersama, dan bersepakat agar Ny. S bekerja untuk menambah penghasilan, sedang suami dan anak-anak akan berusaha sedapat mungkin meringankan tugas-tugasnya dalam rumah.
2.             Penggunaan talenta atau bakat.
Banyak wanita yang cocok untuk suatu pekerjaan tertentu, sehingga bakat-bakat mereka dapat dimanfaatkan sepenuhnya dalam pekerjaan mereka. Para wanita yang senang berhubungan dengan orang dapat menjadi guru-guru yang baik, perawat yang penuh dedikasi, penginjil yang efektif, dan sebagainya. Wanita yang senang pekerjaan yang menyangkut hal-hal detail, cocok untuk pekerjaan sekretaris, akuntan, penjahit, penulis, dan sebagainya. Sebelum bekerja seorang wanita harus mengetahui apa kemampuannya, kesukaannya, bakatnya, dan kemungkinan-kemungkinan yang ada baginya dalam masyarakat, bidang-bidang apa yang masih ada lowongan.
3.             Memperoleh hubungan atau kontak dengan orang-orang lain.
 Dengan masyarakat luas. Bekerja di luar rumah memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk berhubungan dengan orang-orang lain, yang merangsang secara sosial dan intelektual. Bekerja di luar rumah memberikan rasa ikut terlibat dalam masyarakat, bahkan dapat membuka kesempatan untuk hubungan-hubungan yang memberikan kemungkinan untuk penginjilan dan pemberian bantuan pertumbuhan rohani. Walaupun tentu hubungan yang bermanfaat ini dapat juga terbentuk dalam hubungan antara sesama warga dalam satu RT atau satu lingkungan tempat tinggal, atau dengan sesama anggota gereja.
4.             Penggunaan waktu secara maksimum.
Wanita yang bekerja di luar rumah dipaksakan untuk mengatur atau menggunakan waktu mereka seefisien mungkin, sehingga memberi manfaat sebanyak mungkin baik untuk diri mereka, maupun untuk keluarga mereka. Seorang istri yang masih muda berkata: "seandainya aku tidak bekerja, aku akan bangun siang, dan dapat tidak berbuat apa-apa sehari-harian, tetapi karena saya bekerja, saya terpaksa bangun pagi-pagi dan mengatur waktu seefisien mungkin.

D.           Persoalan yang dihadapi  seorang istri yang bekerja di luar rumah
Berikut ini adalah beberapa persoalan yang dihadapi para istri yang bekerja di luar rumah.
1.             Melelahkan.
Kebanyakan istri merasa diri mereka terjepit antara pekerjaan mereka dan rumah tangga mereka. Para istri sesungguhnya ingin bertugas sebaik mungkin dalam kedua bidang ini, tetapi terlalu sering kombinasi kedua bidang ini sangat melelahkan mereka. Tidak jarang pula mereka menderita rasa lelah yang kronis, yang perlu ditanggulangi secara serius, antara lain dengan memobilisasi setiap anggota keluarga mengerjakan tugas-tugas rumah untuk meringankan tugas ibu, mengurangi jam kerja di luar rumah, mengurangi kegiatan lain di luar rumah, atau sama sekali berhenti bekerja.
2.             Membosankan.
Tidak banyak pekerjaan yang benar-benar memberikan kepuasan atau stimulasi. Kebanyakan adalah pekerjaan rutin yang membosankan. Ada pula pekerjaan yang hanya sedikit atau sama sekali tidak memberi kesempatan untuk berkreasi. Bagi para istri, kebosanan ini sering bersumber pada ketidakpastiannya bahwa pekerjaan yang mereka lakukan adalah sesuai kehendak Allah atas diri mereka. Apabila seorang yakin bahwa Allah menghendaki ia bekerja pada suatu bidang tertentu, dan bahwa Allah juga yang memberikan pekerjaan tersebut kepadanya, maka ia akan bekerja dengan suatu tujuan yang bermakna, yang bermanfaat menghilangkan kebosanannya, dalam pekerjaan yang sangat rutin sekalipun
3.             Dikejar waktu.
Para istri ingin agar hubungan dalam keluarga selalu terpelihara dengan baik. Mereka juga ingin tetap dapat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan rohani, walaupun bekerja penuh waktu di luar rumah. Dengan kegiatan yang beraneka ragam ini, maka seorang istri benar-benar dikejar-kejar oleh waktu, atau selalu kekurangan waktu. Dalam keadaan demikian, ia mudah sekali melalaikan kegiatannya yang membina keutuhannya sebagai seorang istri sekaligus ibu, yaitu keutuhannya secara rohani, mental, dan jasmani. Seorang istri  harus benar-benar menjaga kegiatannya.
4.             Dipengaruhi pandangan yang materialistis.
Pandangan yang umum di dunia ini adalah pandangan yang materialistis. Sebagai wanita, harus waspada terhadap pandangan ini, yang berupa perangkap yang halus tetapi menjerumuskan.
5.             Kerenggangan keluarga

 Ketidakhadiran seorang ibu di rumah, dapat berakibat buruk pada kehidupan keluarga. Seorang suami dapat tidak menyenangi kesibukan istrinya sepanjang hari dan memprihatinkan masalah kesejahteraan anak-anak. Anak-anak dapat merasa tidak dipedulikan atau tidak dikendalikan orang tua, dan dapat merasa dibebani berlebihan lebih mementingkan keberhasilannya dalam bekerja. Hal tersebut bisa mengakibatkan seorang ibu lalai terhadap tanggung jawab yang diberikan Allah kepadanya.apabila mereka harus memikul tanggung jawab melebihi kemampuan emosional mereka. Terdapat kemungkinan pula apabila seorang wanita  tidak dapat berperan dengan baik sebagai ibu rumah tangga dan sebagai karyawan di tempat bekerja, maka ia akan cenderung mementingkan urusannya sendiri tanpa peduli dengan sekitar dan beakibat pada kerenggangan keluarga.

0 komentar:

Post a Comment